PEREKONOMIAN INDONESIA
A. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah perangkat atau alat yang
digunakan untuk menjawab secara tuntas masalah apa, bagaimana, dan untuk siapa
barang diproduksi. Pemecahan masalah-masalah pokok yang dihadapi oleh setiap
negara tergantung dari sistem perekonomian yang dianut oleh masing-masing
negara.
Menurut Bachrawi Sanusi,
pemilihan sistem ekonomi yang kan diterapkan dipengaruhi oleh hal-hal berikut
ini:
- Sumber-sumber historis, kultural, cita-cita,
keinginan-keinginan dan sikap penduduk
- Sumber daya alam dan iklim
- Filsafat yang dimiliki dan dibela sebagian besar
penduduk.
- Teoritis pengalaman yang dilakukan oleh penduduk.
- Uji coba\
B. Macam-Macam Sistem
Ekonomi
Pada dasarnya hanya ada dua
bentuk sistem yang ada di dunia, yaitu sistem ekonomi liberal dansistem
ekonomi sosial. Kedua sistem tersebut saling bertentangan satu sama
lainnya. Akan tetapi, kenyataannya tidak ada satu negara pun di dunia ini yang
melaksanakan kedua sitem tersebut di ats secara murni
.
1.
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional pada dasarnya menganut
secar bersama untuk kepentingan bersama, sesuai dengan tata cara yang biasanya
ditempuh oleh nenek moyang sebelumnya.
Dalm hal ini masyarakat memilki hak dan kewajiban
mengatur perekonomian di daerahnya.
Sietem ekonomi tardisional mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
- Tidak adanya pemisahan yang tegas antara
rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi sehingga dianggap
masih dalam satu kesatuan.
- Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana.
- Tidak terdapatnya pembagian kerja, jika pun ada
masih sangat sederhana.
- Tidak adanya hubungan dengan dunia luar sehingga
masyarakat sangat statis.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, dapat
disimpukan bahwa sistem ekonomi tradisional mempunyai kebaikan, yaitu
terjadinya persaingan yang sehar serta tidak menimbulakn tekanan jiwa dalam
masyarakat karena anggota masyarakat tidak dibebani oleh target-target tertentu
yang harus dicapai. Namun demikian, sistem ekonomi ini juga mempunyai
kelemahan, yaitu masyarakat sulit berkembang.
2.
Sistem Ekonomi Komando
Pada dasarnya sistem ekonomi komando ini diterapkan di
negara-negara komunis/sosialis, seperti RRC dan kuba. Dalam sistem ini
pemerintah sangat dominan, menentukan apa, bagaimana, dan untuk siapa barang
yang diproduksi.
Sistem ekonomi komando meiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Kegiatn ekonomi (produksi, konnsumsi, dan
distribusi) diatur oleh pemerintah.
- Kekebasan individu tidak diakui.
- Hak milik perorangan tidak diakui
- Kepemilikan lat produksi sepenuhnya pada
pemerintah.
- Kegiatan ekonomi tidak melibatkan masyarakat atau
swasta.
3.
Sistem Ekonomi Pasar (Kapitalis/Liberal)
Prinsip yang mendasari sistem ini yaitu kebebasan
individu kekbebasan berusaha, kebebasan memilih, kebebasan berinisiatif,
kebebasan memiliki dan sebagainya. Sistem ekonomi ini didasari oleh
kekutan yang ada di pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Jadi sistem
ekonomi liberal dapat diartikan sebagai suatu sistem ekonomi yang berorientasi
pada pasar.
Ciri-ciri sistem ekonomi liberal adalah sebagai
berikut:
- Kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan dan
dilakukan oleh swasta/masyarakat
- Kebebasan masyarakat untuk memilikialat-alat
produksi dan berusaha diakui
- Hak milik perorangan diakui
- Keikutsertaan pemerintah dlaam bidang ekonomi
dilakukan tidak secar langsung dan hanya terbatas pada pembuatan peraturan
dan kebijakan ekonomi
- Kebebasan masyarakat untuk berinovasi dan
berinvrovisasi diakui dan dihormati
- Kegiatan yang dilakukan bersifatprofit
oriented
4.
Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Ecconomy)
Sistem ekonomi campuran mengambil sebagian unsur-unsur
pasar, tradisiomal, dan komando. Hal ini didasari kesadaran saling
ketergantungan antara negara dan adanya pengaruh ekonomi global.
C. Sistem Ekonomi Di Indonesia
Setiap negara menganut sistem ekonomi yang berbeda-beda terutama Indonesia
dan Amerika serikat , dua negara ini pun menganut sistem ekonomi yang berbeda.
Awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, yang mana seluruh kegiatan
ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi karena ada pengaruh komunisme
yang disebarkan oleh Partai Komunis Indonesia, maka sistem ekonomi di Indonesia
berubah dari sistem ekonomi liberal menjadi sistem ekonomi sosialis.
Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia
diubah kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Namun sistem ekonomi ini hanya
bertahan hingga masa Reformasi. Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan
sistem ekonomi yang berlandaskan ekonomi kerakyatan. Sistem inilah yang masih
berlaku di Indonesia. Berikut sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia dari
masa Orede Baru hingga sekarang :
·
Sistem Ekonomi Demokrasi
Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian
nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang
berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di
bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Pada sistem demokrasi ekonomi,
pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha
aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam
merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan
demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat.
Ciri-ciri positif pada sistem ekonomi demokrasi :
1.
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
2.
Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
3.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
4.
Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki
serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
5.
Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
6.
Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan
sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
7.
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Ciri-ciri negatif pada sistem ekonomi demokrasi :
1.
Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling
menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa
lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional.
2.
Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat
dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi
di luar sektor negara.
3.
Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok
dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
·
Sistem Ekonomi Kerakyatan
Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan
ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999,
tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem
perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi ini
berlaku sejak tahun 1998. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakatlah yang
memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah yang menciptakan
iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.
Ciri-ciri sistem ekonomi ini adalah :
1.
Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan
yang sehat.
2.
Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan
kualitas hidup.
3.
Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
4.
Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.
5.
Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh
rakyat.
D.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN
PEREKONOMIAN DI INDONESIA
1.
Program tersebut disusun oleh tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun
oleh tokoh politik, sehingga keputusan yang dibuat cenderung menitikberatkan
pada masalah politik bukan masalah ekonomi.
2.
Akibat lanjutan dari kegagalan diatas dana negara yang seharusnya
dialokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi justru dialokasikan untuk
kepentingan politik dan perang.
3.
Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang
tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.
4.
Akibat yang ditimbulkan dari sistem etatisme yang pernah terjadi di
indonesia yaitu :
o Semakin rusaknya sarana produksi dan
komunikasi yang membawa dampak menurunnya nilai ekspor kita.
o Hutang luar negeri yang justru
dipergunakan untuk proyek ‘Mercu Suar’.
o Defisit anggaran negara yang makin
besar.
o Laju pertumbuhan penduduk yang lebih
besar dari pertumbuhan ekonomi.
E.
Evaluasi Perekonomian 2013, Prospek
2014 dan Arah Kebijakan Bank Indonesia Ke Depan
Mengawali tahun 2014, Bank Indonesia mengadakan pertemuan awal tahun dengan
media massa selama 3 hari berturut-turut dari tanggal 15 sampai 17 Januari 2014
di Jakarta. Pada pertemuan tersebut jajaran Dewan Gubernur Bank Indonesia
memaparkan hasil evaluasi perekonomian 2013, perkiraan untuk tahun 2014 dan
arah kebijakan Bank Indonesia ke depan.
Di tahun 2013 yang bisa dibilang tidak mudah, ekonomi Indonesia diprakirakan
mampu tumbuh sebesar 5,7% (year on year/yoy). Meskipun lebih rendah
dari tahun sebelumnya, namun angka tersebut merupakan sebuah prestasi.
Pasalnya, tekanan pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) meningkat, dibarengi
dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi pun berada di atas sasaran inflasi
yang ditetapkan Bank Indonesia ketika awal tahun 2013 yang lalu yakni di 4,5%
±1%. Realisasi inflasi tercatat di angka 8,38% (yoy) sampai akhir 2013.
Hal ini tidak terlepas dari berbagai tekanan yang dihadapi. Pertama, guncangan
ekonomi terjadi di pasar keuangan global. Ketidakpastian pasar keuangan global
meningkat sejalan dengan sentimen negatif terhadap rencana pengurangan stimulus
moneter alias tapering off di AS. Sementara kondisi ekonomi global yang menurun
akhirnya mengakibatkan terjadinya guncangan kedua. Guncangan kedua ini
adalah tekanan terhadap NPI tahun 2013. Defisit transaksi berjalan diprakirakan
mencapai 3,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Lebih tinggi pula dari defisit
pada tahun 2012 sebesar 2,8%. Surplus di sisi transaksi modal dan finansial pun
menurun. Tak sampai di situ, nilai tukar rupiah di tahun 2013 juga terus
terdepresiasi disertai volatilitas yang meningkat. Pelemahan rupiah ini searah
dengan pelemahan mata uang di negara kawasan.
Kondisi terkini menunjukkan stabilitas ekonomi kembali terkendali. NPI Triwulan
IV 2013 membaik ditopang penurunan defisit transaksi berjalan. Inflasi bulanan
menurun dan berada dalam pola normal. Tahun 2014, NPI diperkirakan membaik
seiring penurunan defisit transaksi berjalan. Inflasi pada 2014 dan 2015
diperkirakan juga terkendali dalam kisaran 4,5±1% dan 4,0±1%. Pertumbuhan
ekonomi pada 2014, diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5,8-6,2%
sejalan proses konsolidasi ekonomi domestik menuju ke kondisi yang lebih
seimbang.
·
Arah kebijakan Tahun 2014
Arah kebijakan Bank Indonesia difokuskan dan terbagi menjadi 3 (tiga) cakupan
kebijakan, yaitu menjaga stabilitas sistem keuangan, mengelola inflasi ke arah
yang lebih baik dan mempersempit defisit neraca pembayaran. Kebijakan Bank
Indonesia di 2014 tetap mengutamakan penguatan bauran kebijakan di bidang
moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.
Di bidang moneter, kebijakan tetap diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju
sasarannya dan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat, melalui
kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya. Di
bidang makro prudensial, kebijakan diarahkan untuk memitigasi risiko sistemik
di sektor keuangan serta pengendalian kredit dan likuiditas agar sejalan dengan
pengelolaan stabilitas makroekonomi. Di bidang sistem pembayaran, kebijakan
diarahkan untuk pengembangan industri sistem pembayaran yang lebih efisien.
Seluruh kebijakan tersebut akan diperkuat dengan berbagai langkah koordinasi
kebijakan bersama Pemerintah dan otoritas sektor keuangan terkait.
F.
DAFTAR PUSTAKA