Indonesia, demokrasi terbesar ketiga di dunia, telah memilih presiden
baru. Pemerintah yang baru akan menghadapi pilihan-pilihan kebijakan yang sulit
untuk mengatasi meningkatnya tekanan fiskal, serta menerapkan reformasi yang
diperlukan guna memenuhi potensi ekonomi yang sangat besar.Pertumbuhan PDB pada kuartal pertama 2014
mengalami moderasi lebih jauh, menjadi 5,2 persen dari tahun-ke-tahun,
dari 5,7 persen tahun-ke-tahun pada kuartal sebelumnya. Tingkat pertumbuhan
yang lebih lambat sebagian diakibatkan tindakan stabilisasi moneter dan nilai
tukar yang telah dilakukan untuk memperkuat neraca anggaran dan meningkatkan
tingkat kepercayaan investor. Namun, ekspor masih tetap lambat, sebagian akibat
dampak larangan ekspor mineral mentah pada bulan Januari.
Proyeksi Bank Dunia untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014
adalah 5,2 persen, sedikit di bawah proyeksi pada Maret 2014 sebesar 5,3 persen. Konsumsi pemerintah yang lebih rendah dari perkiraan, pertumbuhan kredit
yang lebih lambat, dan berlanjutnya pelemahan pemasukan terkait komoditas
diperkirakan akan menghambat pertumbuhan PDB pada paruh kedua tahun 2014.Untuk mencapai sasaran jangka panjang,
seperti meningkatkan tingkat pertumbuhan di atas 6 persen dan mengurangi
ketidaksetaraan, reformasi struktural yang lebih dalam seperti reformasi
subsidi BBM dan investasi infrastruktur yang lebih besar akan menjadi sangat
penting dan akan membantu agar kesejahteraan terdistribusi secara lebih luas.
Tidak adanya tindakan kebijakan untuk mendukung investasi dan pertumbuhan
produktivitas, akan meningkatkan risiko gangguan struktural yang lebih besar.Pertumbuhan pemasukan yang melemah, dan
naiknya biaya subsidi energi telah meningkatkan tekanan fiskal, sehingga
membawa revisi anggaran tahun 2014, yang menaikkan angka defisit fiskal menjadi
2,4 persen PDB dari 1,7 persen.
"Pembelanjaan
pasar domestik di Indonesia yang bertahan tinggi terus menopang pertumbuhan.
Jika Indonesia memperkuat fondasi ekonomi yang lain dan memperkuat iklim
investasi, Indonesia dapat mendorong kembali laju pertumbuhan yang lebih tinggi
dan lebih pesat,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia
Rodrigo Chaves di Jakarta. Namun banyak tantangan lain yang harus
dihadapi. Misalnya, sampai akhir bulan Oktober, penyerapan belanja modal
Pemerintah hanya 38 persen dari persiapan pendanaan untuk tahun 2014, jauh di
bawah angka pada tahun 2012 dan 2013 untuk periode yang sama.
Posisi fiskal masih tetap rentan terhadap kenaikan harga
minyak atau melemahnya Rupiah. Karena itu, perbaikan lanjut mutu
belanja dan peningkatan mobilisasi pemasukan sangat penting.Pertumbuhan ekonomi
tahun 2014 diperkirakan mencapai 5,1 persen, lebih rendah dari 5,2 persen yang
sebelumnya diperkirakan.Demikian terungkap pada laporan Indonesia Economic
Quarterly, edisi Desember 2014, yang dikeluarkan Bank Dunia, berjudul Membawa Perubahan. Pertumbuhan
ekonomi dunia yang melambat mengakibatkan turunnya harga-harga sejumlah
komoditas Indonesia, selain juga memperkecil hadirnya peluang-peluang baru.
Namun estimasi pertumbuhan yang mengecil ini dapat berbalik arah, bila
investasi melampaui harapan pada tahun 2015.
daftar pustaka;
Deliarnov. (1995). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Utama
http://www.worldbank.org/in/news/feature/2014/07/21/indonesia-economic-quarterly-july-2014