INFLASI
DI INDONESIA
Inflasi merupakan
salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian sebuah
negara selain pertumbuhan ekonomi dan pengangguran. Inflasi juga
sebuah dilema yang menghantui perekonomian setiap negara karena
kebijakan yang diambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau
bermata dua yang akan berdampak pada tingkat pengangguran.
Perkembangan tingkat inflasi yang semakin meningkat akan memberikan
hambatan pada pertumbuhan ekonomi secara agregat, diantaranya
keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga bahkan distribusi
pendapatan. Kegagalan atau terjadinya guncangan dalam negeri akan
menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan
peningkatan inflasi pada perekonomian. Inflasi juga berperan dalam
mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal. Tingkat
harga merupakan opportunity
cost bagi
masyarakat dalam memegang holding
(asset
financial).
Artinya pada tingkat harga tinggi maka masyarakat akan merasa
beruntung jika memegang asset dalam bentuk ril dibanding asset
financial
(uang).
Jika
asset financial
luar
negeri dimasukkan sebagai salah satu pilihan asset, pada perekonomian
terbuka, maka perbedaan tingkat inflasi dalam negeri dan
internasional dapat menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing menjadi overvalued
dan
akhirnya mengurangi daya saing produk Indonesia. Inflasi yang
merupakan variabel makro ekonomi selain pertumbuhan dan pengangguran
semestinya mendapatkan perhatian penuh dari Pemerintah dalam hal
menjaga tingkat kestabilannya. Namun ditahun 1998 Bank Indonesia (BI)
sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap kestabilan tingkat
inflasi malah lebih mendominasikan sasaran kebijakan moneter pada
nilai tukar. Setelah disahkannya Undang-Undang No. 3 Tahun 1999 BI
akhirnya memfokuskan kebijakannya pada pencapaian kestabilan nilai
rupiah dengan menempatkan inflasi sebagai landasan dalam kebijakan
moneter dan di tahun 2000, Inflasi
Targeting secara
emplisit diterapkan di Indonesia dengan mengumumkan target inflasi
secara transparan kepada publik. Setelah dahsyatnya goncangan krisis
financial
(1998)
yang merembet pada krisis kepercayaan, Ekonomi Indonesia mulai
bergerak dan bangkit kembali, namun di tahun 2004 perlahan kondisi
ekonomi Indonesia mulai merasakan tekanan imbas dari kenaikan harga
Minyak dunia dengan diumumkannya kenaikan harga BBM oleh Menteri
Kordinator Perekonomian Abu Rizal Bakri pada tanggal 1 Maret 2004.
Selanjutnya, selama tahun 2005 harga minyak dunia mengalami lonjakan
yang cukup tajam yaitu dari perkiraan sekitar 25 dolar/barrel menjadi
51,4 dolar/barrel.
Inflasi sesungguhnya
mencerminkan kestabilan nilai mata uang. Stabilitas tersebut
tercermin dari stabilitas tingkat harga yang kemudian berpengaruh
terhadap realisasi pencapaian tujuan pembangunan ekonomi suatu negara
seperti pemenuhan kebutuhan dasar, pemerataan distribusi pendapatan
dan kekayaan, perluasan kesempatan kerja dan stabilitas ekonomi.
Faktor-faktor pemicu tingkat inflasi dipengaruhi oleh berbagai
faktor, sebagian ditentukan dari sudut pandang teori inflasi yang
dianut. Pada kasus perekonomian di Indonesia paling tidak terdapat
beberapa faktor yang baik secara langsung maupun secara psikologis
dapat mendorong trend kenaikan tingkat inflasi. Faktor ekonomi dan
non-ekonomi yang diperkirakan mempengaruhi tingkat inflasi di negara
kita antara lain berasal dari variabel domestik dan variabel
eksternal. Variabel domestik diantaranya berasal dari peningkatan
jumlah uang beredar, terjadinya tekanan atau shock
yang
biasa berasal dari permintaan maupun penawaran, GDP, tingkat suku
bunga, kebijakan pemerintah seperti kenaikan harga BBM, kenaikan gaji
pegawai sementara variabel eksternal diantaranya nilai tukar
tingkatan inflasi negara lain seperti Amerika. Saat ini inflasi di
negara kita lebih banyak dipengaruhi oleh lonjakan harga minyak bumi
di pasar internasional, yang dapat mendorong lebih lanjut biaya
pengadaan sumber energi listrik dan bahan bakar untuk sebagian besar
pabrik-pabrik pengolahan. Dimasa depan ancaman lonjakan harga minyak
bumi masih akan mengancam inflasi di Indonesia. Potensi kelangkaan
energi batubara dan gas akan juga terjadi dan mengakibatkan kenaikkan
biaya energi.
Daftar pustaka
Herlambang,
Tedy dkk. 2006. Teori Ekonomi dan Kebijakan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Toni
Hartono. Dr. 2006. Mekanisme Ekonomi Dalam Konteks Ekonomi Indonesia.
Bandung: PT. Remaja rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar